Balai Jaya – tbinterpolkid.com, Aksi massa yang menuntut agar Manager PKS SPC Mulyadi mundur dari posisinya dinilai terlalu berlebihan .
Pasalnya, Mulyadi dihunjuk sebagai Manager di PKS SPC karena dianggap memiliki skill oleh Perusahaan dalam memimpin dan telah melewati proses.
Meskipun begitu, Manager Mulyadi tetap menerima perwakilan aksi untuk duduk dan membahas apa yang menjadi tuntutan masyarakat .
Aksi unjuk rasa yang menamakan dirinya AMPLI
(Alias Masyarakat Peduli ) tersebut juga meminta pihak PKS SPC untuk tidak melakukan penyoteran buah tandan sawit terlalu “keras” , sebab dirasa sangat merugikan petani sawit dan pekerja SPSI yang ada.
Dari informasi yang diperoleh, dalam surat pemberitahuan ke Polres Rokan Hilir dan tertulis dalam spanduk ada 3 point atas ketidakpuasan masyarakat diantaranya;
1. Terjadinya penyortiran buah kelapa sawit yang dilakukan oleh PT SPC yang begitu banyak sehingga berdampak pada pekerja.
2. Terjadinya ketidakpuasan petani lokal terhadap TBS yang diterima oleh PKS PT SPC
3. Harga TBS yang rendah jika dibandingkan dengan PKS yang lain bahkan lebih rendah dari harga RAM atau Peron.
Dalam aksi yang tersebut akhirnya ke dua pihak menyepakati pernyataan tertulis, diantaranya :
– Melakukan penyaluran CSR secara terbuka dan transparan dengan mengikut sertakan pemerintah setempat.
– Mengutamakan pembelian buah TBS lokal dari petani setempat .
– Dapat bersaing harga dengan PKS yang ada di kecamatan Balai Jaya.
– Dalam hal penerimaan karyawan secara terbuka
dan diberitahukan dengan pemerintah setempat.
Dengan disepakatinya ke empat poin tetsebut, akhirnya massa membubarkan diri.